Teori Anak Berbakat Barbe dan Renzulli

Definisi Anak Berbakat

Menurut Renzulli (dalam Gunarsa & Gunarsa, 2004) Anak berbakat merupakan satu interaksi diantara tiga sifat dasar manusia yang menyatu ikatan terdiri dari kemampuan umum dengan tingkatnya di atas kemampuan rata- rata, komitmen yang tinggi terhadap tugas dan kreativitas yang tinggi.

Menurut Menurut Marland (dalam Gunarsa & Gunarsa, 2004) Anak berbakat adalah mereka yang diidentifikasi oleh ahli yang profesional sebagai memiliki kemampuan yang menonjol untuk berkinerja tinggi. Anak-anak ini memerlukan program pendidikan dan/atau pelayanan yang dibedakan, melebihi yang biasa disediakan oleh program sekolah reguler, agar dapat merealisasikan kontribusinya terhadap dirinya sendiri maupun masyarakat.

Jadi, berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa anak berbakat adalah mereka yang diidentifikasi memiliki kemampuan yang menonjol dari segi kemampuan umum, komitmen kinerja, dan kreativitas. Hal itu membuat mereka berbeda dari anak-anak pada umumnya dan membutuhkan pendidikan khusus agar dapat berkembang secara optimal.

Ciri-ciri Anak Berbakat

Ciri-ciri anak berbakat menurut Renzulli, J (dalam Gunarsa & Gunarsa, 2004) anak berbakat adalah mereka yang memiliki :

1.   Above Average Ability (Kemampuan diatas rata-rata) 
Beberapa orang mengartikan ini sebagai skor IQ yang tinggi. Tapi menurut saya, yang dimaksud Renzulli kemampuan diatas rata-rata adalah kemampuan seseorang diatas rata-rata pada bakat tertentu, tidak menyempit pada inteligensi. Hey,bakat itu banyak. Jadi bisa saja kemampuan diatas rata-rata pada olahraga, musik, menulis, dan saudara-saudaranya.

2. Task Commitment (Tanggung jawab atau komitmen yang tinggi terhadap tugas)
Mereka mungkin akan begitu fokus pada tugas yang diberikan atau yang mereka buat sendiri terlebih tugas itu menyangkut bakatnya. Misal seorang yang berkomitmen menyelesaikan lukisannya dan mengerjakannya dengan baik.

3.   Creativity (Kreativitas)
Keberbakatan seseorang ternyata tergantung pula dari unsur kreativitas seperti: keaslian (originalitas), mencari dan menciptakan hal-hal baru dan kekhususan yang diperlihatkan dan dipergunakan untuk mencapai sesuatu.

Menerapkan pembelajaran Anak Berbakat

Implikasi bagi guru anak berbakat disimpulkan oleh Barbie dan Renzulli (dalam mellyhandayani 2015) sebagai berikut:

·Guru perlu memahami diri sendiri, karena anak yang belajar tidak hanya dipengaruhi oleh apa yang dilakukan guru, tetapi juga bagaimana guru melakukannya.
·Guru perlu memiliki pengertian tentang keterbakatan.
·Guru hendaknya mengusahakan suatu lingkungan belajar sesuai dengan perkembangan yang unggul dari kemampuan-kemampuan anak.
·Guru memberikan tantangan daripada tekanan.
·Guru tidak hanya memperhatikan produk atau hasil belajar siswa, tetapi lebih-lebih proses belajar.
·Guru lebih baik memberikan umpan balik daripada penilaian harus menyediakan beberapa alternatif strategi belajar
·Guru hendaknya dapat menciptakan suasana di dalam kelas yang menunjang rasa harga diri anak serta dimana anak merasa aman dan berani mengambil resiko dalam menentukan pendapat dan keputusan.


Sumber Referensi

Gunarsa, S. D. & Gunarsa, Y. S. D. (2004). Psikologi praktis : Anak, remaja, dan keluarga. Jakarta : Gunung Mulia.

Mellyhandayani. (2015, 16 Mei). Implementasi teori Barbe dan Renzulli dalam pembelajaran. Diperoleh 14 November 2017, dari
    https://mellyhandayanicyrus.wordpress.com/2015/05/16/implementasi-teori-barbe-dan-renzulli-dalam-pembelajaran/