Dari tahun ke tahun perkembangan internet seperti jamur yang tidak terkendali, setiap hari sepertinya sulit bagi kita untuk tidak membuka atau mengakses internet, memang tidak bisa dipungkiri bahwa internet sudah menjadi candu bagi sebagian besar orang di dunia. E-mail, media sosial, dan game online adalah tiga aplikasi yang paling sering dibuka oleh pengguna layanan internet. Game online adalah aplikasi permainan dengan sambungan (terhubung) ke jaringan internet yang menghubungkan satu pemain dengan pemain lainnya dalam suatu wadah dunia maya. Pengaruh game online cukup besar dalam perkembangan kognitif dan kepribadian anak pada fase kanak-kanak hingga remaja, khususnya di Indonesia. Sebagian besar dari anak-anak atau remaja di Indonesia memiliki game online pada gadget atau console mereka masing-masing yang pastinya mereka mainkan sedikitnya satu kali dalam sehari yang berpengaruh terhadap aktivitas harian anak. Namun, sebagian orang masih memandang "Game" hanya sebagai alat pembunuh waktu yang tidak berguna tanpa melihat adanya sisi positifnya bagi perkembangan anak.
Pada prinsipnya, game sendiri terdiri dari bermacam-macam jenis permainan yang mempunyai derajat kesukaran yang tidak sama, sehingga memerlukan kesiapan, penalaran, dan konsentrasi. Dari pengamatan terhadap pemain terlihat bahwa mereka tahan duduk berjam-jam untuk bisa menyelesaikan permainan itu. Mereka bahkan tidak mau diusik, mereka larut dalam keasyikan permainan itu. Apalagi dalam permainan ini juga dirancang suatu reinforcement yang bersifat segera begitu pemain berhasil melampaui target tertentu. Cara ini akan lebih mendorong anak untuk meningkatkan prestasi permainannya sehingga memperoleh skor yang tertinggi. Meskipun game membuat anak kecanduan, namun ada manfaat yang dirasakan untuk anak-anak. Game membuat anak lebih sabar dan tekun. Ketika anak berjumpa dengan console dan game baru, maka ia akan mudah kesal dan marah, namun seiring berjalannya waktu, anak mampu untuk menemukan cara untuk memenangkan suatu stage dan mulai beradaptasi dengan aturan main game tersebut sehingga anak secara tidak langsung dilatih untuk memecahkan masalah dan mengasah kemampuan analisnya. Pada dasarnya, manusia senang merespon terhadap tantangan, game dapat menjawab hal ini. Selain untuk belajar, game juga dapat mengembalikan prediksi anak (kemampuan analis) dan melatih refleks motorik halusnya. Banyak orang menganggap bahwa game akan membuat anak terisolasi dari dunia luar, walaupun game online memberikan keunggulan untuk berinteraksi dengan pemain lain, hal ini tidak membuat pemain terjun langsung dan mengambil peran dalam kehidupan sosial. Memang harus diakui bahwa interaksi antar manusia dalam jaringan itnernet tidak mampu menggantikan interaksi antar manusia yang lazim. Game mampu meningkatkan kemalasan pada anak dan mengambat anak dalam mengerjakan tugas-tugas rutinnya. Bisa saja anak jadi malas mandi, malas makan, juga malas belajar. Tetapi bermain game sebenarnya juga membuat kepercayaan diri anak menjadi besar. Ia merasa mempunyai sesuatu yang dapat dibanggakan kepada teman sabayanya sehingga tidak canggung untuk bergaul dengan teman yang baru dikenal. (Akbar & Hawadi, 2001)
Dampak positif lain yang ditimbulkan aktivitas bermain game online adalah mengusir stress. Aktivitas ini dapat mengendurkan syaraf. Di samping itu, dalam jenis game tertentu juga bermanfaat untuk terapi fisik dalam pembentukan otot serta memperoleh inspirasi. Tetapi, pastikan kita tidak terjebak dalam game yang memakan waktu sangat lama dan tingkat kesulitan yang sangat tinggi, karena kegagalan dalam hal ini justru bisa menimbulkan stress. Pilihlah game yang mampu mengasah otak dan mampu memberikan dampak positif lainnya. (Jubilee, 2010)
Telah banyak bukti bahwa konten dalam game mempengaruhi perilaku seseorang, tidak sedikit pula konten game yang menyajikan kekerasan dan hal negatif lainnya yang berdampak cukup hebat bagi psikologis kita, hal ini juga bertambah parah lantaran game dijadikan sebagai pelarian oleh para remaja. Kalau sudah bete atau badmood untuk pergi ke sekolah, pasti larinya ke game lagi.. game lagi.. Celakanya game jadi tempat pelampiasan emosi kita, emosi yang tidak stabil mengakibatkan kita sulit berkonsentrasi dan berpikir dalam memecahkan permasalahan dalam game, sehingga bukannya kemenangan yang membahagiakan justru malah mendapatkan kekalahan yang membuat emosi kita semakin buruk. Anak-anak dan remaja masa kini sangat bangga dengan julukan gamer. Namun tahukah kalian bahwa gamer sejati sudah cukup pandai dalam mengatur waktunya, serta menganggap bahwa game itu hanya sebagai hiburan dengan memilih jenis game yang tepat dan dimainkan saat emosi kita juga dalam keadaan yang sesuai untuk game tersebut. Dan bermain game bukanlah jalan terbaik untuk melampiaskan kekesalan atau rasa badmood, alangkah baiknya kita ceritakan masalah kita pada orang yang kita percayai, bukan melalui celotehan, cacian, atau bentuk ekspresi lain yang kita umbar dalam game online yang kita mainkan. (Januar & Turmudzi, 2006)
Menurut Segal & Segal (dalam Akbar & Hawadi, 2001) menyatakan bahwa game merupakan sarana untuk membentuk kepercayaan diri anak. Para ahli perkembangan anak juga memandang bahwa game mampu memperluas cakrawala intelektual anak, membantu anak belajar sambil bermain dengan lebih baik, lebih cepat dengan motivasi belajar lebih tinggi. Namun, memang sebaiknya jumlah waktu untuk bermain dibatasi. Di samping itu, anak dirangsang untuk bermain dalam kelompok, jadi usahakan agar dalam bermain game anak juga mengajak anak lainnya (bukan dalam interaksi dunia maya).
Ketika peminat meningkat, maka penyedia layanan internet untuk bermain game maupun game creator juga akan tumbuh dengan pesat. Menurut Darma, Jarot, & Ananda (2009), game online saat ini menjadi bisnis yang sangat menjanjikan. Lihatlah sekeliling kita, mulai banyak warung internet (Warnet) -istilah yang digunakan untuk tempat penyewaan console dengan layanan internet- yang tumbuh dan bermunculan. Jika dulu warnet hanya digunakan untuk browsing, sekarang warnet dijadikan arena untuk bermain game. hal ini dikarenakan kecenderungan makin hari para penggemar game makin bosan bermain sendiri dan memilih berain bersama pemain lain (bukan komputer). Di samping itu, bermain game dengan pemain lain terasa lebih nyata dan menimbulkan tantangan tersendiri. Berbeda dengan berman melawan komputer yang kesannya monoton dan gerakan musuh gampang dihapalkan karena dia telah diprogram seperti itu.
Sumber Pustaka:
Akbar R. & Hawadi. (2001). Psikologi perkembangan anak : mengenal sifat, bakat, dan kemampuan anak. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Darma, Jarot S., Ananda S. (2009). Buku pintar menguasai internet. Jakarta : Mediakita.
Januar M. I. & Turmudzi E. F. (2006). Game mania. Jakarta : Gema Insani Press
Jubilee E. (2010). 88 cara inspiratif berburu ide untuk blog. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar